Ujian Nasional (UN) yang diselenggarakan di setiap sekolah di seluruh Indonesia, merupakan sebuah kewajiban yang harus dilalui oleh seluruh peserta didik, hal ini dilakukan untuk mengukur kemampuan hasil belajar anak-anak bangsa, sampai dimanakah kemampuan mereka, apakah bisa dibanggakan sebagai anak bangsa untuk dipamerkan ke negara-negara tetangga, atau sebagai barometer stradarisasi yang diharapkan Ibu Negara.
Namun semua ini metoda yang dilaksanakan beluam ada yang cocok, terutama metoda penilaian atau ketentuan kelulusannya yang dipakai akhir-akhir ini. Saya salahsatu dari pihak orang tua siswa dengan metoda seperti ini, sungguh Indonesia belum siap. Walaupun bagaimana strateginya dan harapannya berdampak sangat negatif. Sebagai buktinya dalam pelaksanaan UAN ini banyak sekali penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh semua pihak, mulai dari siswa, guru, panitia, ataupun aparat-aparat negara semua banyak terlibat. Oleh karenanya menurut hemat dan harapan saya Cara atau Metoda UAN lebih baik dikembalikan ke EBTANAS. Sekalipun ada penyelewengan tapi bukan penyelewengan masal.
Kepada Pihak yang Berwenang mohon kembali dipertimbangkan, jangan biarkan bangsa ini menjadi bangsa yang kerdil, tukang tipu, tukang nyontek, tukang sogok, akhirnya jadi Bangsa tukang maling. Tukang Maling yang kebal hukum..... Ini telah terbukti.......
Saya setuju sekali mas, mendingan ke EBTANAS lagi, biar gak memusingkan...juga anak-anak belajarnya akan lebih baik. Masa ada anak yang pintar gak lulus...
BalasHapuskelulusan sepertinya ada apa-apanya...
Betul...betul...betul....
BalasHapusPokoknya kelulusan anak jangan sampai dirugikan karena sistem penilaian dari Pusat, tapi harus dikembalikan ke pihak sekolah, sebab yang tahu persis perkembangan anak adalah sekolah, kelulusan seorang siswa bukan hanya dilihat dari pengetahuan saja tapi dari sikap dan mentalpun itu sangat menentukan. Anak yang rajin, soleh, cerdas Tidak LULUS tapi kalau anak yang bandel, bodoh, jarang masuk sekolah malah LULUS...khan aneh...he..he...he....