Perkembangan industri dapat digunakan sebagai tolak ukur pertumbuhan ekonomi dan juga kesiapan suatu negara dalam menghadapi persaingan dalam perdagangan bebas dan era globalisasi. Perkembangan zaman yang pesat menuntut industri-industri menjadi lebih maju. Salah satu industri yang sedang berkembang pesat adalah industri polimer.
Polimer atau makromolekul adalah senyawa yang disusun oleh molekul-molekul yang dicirikan oleh pengulangan berlipat ganda dari satu atau lebih jenis atom. Berdasarkan jenis polimerisasinya polimer dibedakan menjadi dua yaitu polimerisasi kondensasi dan polimerisasi adisi.
Polimerisasi kondensasi adalah polimerisasi yang disertai dengan pembentukan molekul kecil (H2O dan NH3). Reaksi esterifikasi asam organik dan basa organik (alkohol) menggambarkan reaksi kimia kondensasi sederhana. Sudah tentu, bahwa ester yang terbentuk adalah bukan termasuk ke dalam polimer karena yang bereaksi hanya dua molekul kecil. Molekul yang dihasilkan adalah bifungsional, karena pada ujung kiri dapat bereaksi dengan molekul diasam, sedang ujung kanan dapat bereaksi dengan molekul diol. Setelah setiap reaksi berturutan, molekul tumbuh masih tetap bifungsional dan mampu melakukan pertumbuhan lebih lanjut hingga membentuk molekul polimer yang sebenarnya. Adapun salah satu contoh dari polimerisasi kondensasi adalah nylon.
Sejarah Nylon
Pada 27 Oktober 1938, DuPont mengumumkan bahwa suatu regu penelitian yang dipimpin oleh Walace Carothers telah menemukan serat sintetik pertama didunia. Secara historis dan komersial, poliamida menempati posisi penting dalam dunia polimer. Penelitian awal oleh Carothers di Dupont berhubungan dengan poliester dan poliamida, serta perhatiannya pada poliamida telah menghasilkan serat sintetis komersial yang pertama, yang biasanya dikenal sebagai nylon. Serat nylon secara karakteristik memiliki kekuatan dan elastisitas yang baik dan banyak dipakai dalam pembuatan pakaian, karpet dan tali. Dan dalam bentuk plastik, poliamida dipakai dalam pembuatan barang-barang seperti roda gigi, pipa, isolasi kawat, resleting dan bulu sikat gigi.
Produksi polimer mempunyai presentase yang paling besar sekitar 80% yang hanya terdiri dari dua polimer, yaitu nilon 6 dan 66, selebihnya baru dipakai untuk aplikasi-aplikasi yang lebih khusus. Nylon mewakili hampir 25% dari produksi total serat dan sekitar 40% dari semua teknik plastik. Di antara semua polimer nylon yang di produksi, yakni antara 80% dan 90% dipakai sebagai serat.
Nylon dibuat dari rangkaian unit yang digabungkan dengan ikatan peptida (ikatan amida) dan sering diistilahkan dengan poliamida atau PA. Nylon merupakan polimer pertama yang sukses secara komersial, dan merupakan serat sintetis pertama yang dibuat seluruhnya dari bahan anorganik seperti batu bara, air dan udara. Elemen-elemen ini tersusun menjadi monomer dengan berat molekul rendah, yang selanjutnya direaksikan untuk membentuk rantai polimer panjang. Bahan ini ditujukan untuk menjadi pengganti sintetis dari sutera. Serat nylon sekarang dipergunakan untuk kain dan tali. Nylon dapat digunakan juga untuk bagian mekanik dan rekayasa.
Polimer atau makromolekul adalah senyawa yang disusun oleh molekul-molekul yang dicirikan oleh pengulangan berlipat ganda dari satu atau lebih jenis atom. Berdasarkan jenis polimerisasinya polimer dibedakan menjadi dua yaitu polimerisasi kondensasi dan polimerisasi adisi.
Polimerisasi kondensasi adalah polimerisasi yang disertai dengan pembentukan molekul kecil (H2O dan NH3). Reaksi esterifikasi asam organik dan basa organik (alkohol) menggambarkan reaksi kimia kondensasi sederhana. Sudah tentu, bahwa ester yang terbentuk adalah bukan termasuk ke dalam polimer karena yang bereaksi hanya dua molekul kecil. Molekul yang dihasilkan adalah bifungsional, karena pada ujung kiri dapat bereaksi dengan molekul diasam, sedang ujung kanan dapat bereaksi dengan molekul diol. Setelah setiap reaksi berturutan, molekul tumbuh masih tetap bifungsional dan mampu melakukan pertumbuhan lebih lanjut hingga membentuk molekul polimer yang sebenarnya. Adapun salah satu contoh dari polimerisasi kondensasi adalah nylon.
Sejarah Nylon
Pada 27 Oktober 1938, DuPont mengumumkan bahwa suatu regu penelitian yang dipimpin oleh Walace Carothers telah menemukan serat sintetik pertama didunia. Secara historis dan komersial, poliamida menempati posisi penting dalam dunia polimer. Penelitian awal oleh Carothers di Dupont berhubungan dengan poliester dan poliamida, serta perhatiannya pada poliamida telah menghasilkan serat sintetis komersial yang pertama, yang biasanya dikenal sebagai nylon. Serat nylon secara karakteristik memiliki kekuatan dan elastisitas yang baik dan banyak dipakai dalam pembuatan pakaian, karpet dan tali. Dan dalam bentuk plastik, poliamida dipakai dalam pembuatan barang-barang seperti roda gigi, pipa, isolasi kawat, resleting dan bulu sikat gigi.
Produksi polimer mempunyai presentase yang paling besar sekitar 80% yang hanya terdiri dari dua polimer, yaitu nilon 6 dan 66, selebihnya baru dipakai untuk aplikasi-aplikasi yang lebih khusus. Nylon mewakili hampir 25% dari produksi total serat dan sekitar 40% dari semua teknik plastik. Di antara semua polimer nylon yang di produksi, yakni antara 80% dan 90% dipakai sebagai serat.
Nylon dibuat dari rangkaian unit yang digabungkan dengan ikatan peptida (ikatan amida) dan sering diistilahkan dengan poliamida atau PA. Nylon merupakan polimer pertama yang sukses secara komersial, dan merupakan serat sintetis pertama yang dibuat seluruhnya dari bahan anorganik seperti batu bara, air dan udara. Elemen-elemen ini tersusun menjadi monomer dengan berat molekul rendah, yang selanjutnya direaksikan untuk membentuk rantai polimer panjang. Bahan ini ditujukan untuk menjadi pengganti sintetis dari sutera. Serat nylon sekarang dipergunakan untuk kain dan tali. Nylon dapat digunakan juga untuk bagian mekanik dan rekayasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar